RSS

Analisis PI Kelompok 2 (4KA09)

Perancangan Website Pencarian Orang Hilang
Menggunakan CMS Osclass


1.1              Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti sekarang ini dimana kehidupan masyarakat dengan mobilitas yang tinggi membutuhkan fleksibilitas untuk mendapatkan informasi. Apalagi dengan berkembangnya jaringan internet memudahkan setiap orang untuk mencari suatu informasi dengan cepat.
Website merupakan suatu bagian dari internet yang memberikan banyak informasi. Dengan adanya website sekarang setiap orang akan mudah dalam melakukan pencarian suatu informasi apapun. Misalnya informasi tentang jasa perusahaan, politik, ekonomi, perkembangan teknologi, dan lain sebagainya. Informasi yang diberikan pun dapat beraneka ragam bentuk baik itu dalam bentuk gambar,suara, video, ataupun animasi.
Dalam lingkungan di masyarakat, banyak orang hilang dan pihak keluarga biasanya kesulitan untuk mencari atau menemukan lagi keluarga yang hilang. Oleh karena itu, pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba membuat suatu program aplikasi yaitu membuat Website informasi pencarian orang dan barang hilang yang bertujuan untuk memudahkan dan membatu  menginformasikan kepada keluarga atau masyarakat untuk mencari atau menemukan orang dan barang hilang dengan melalui Website.
Informasi Website tentang orang dan barang hilang ini membantu masyarakat yang menemukan orang dan barang hilang dapat memposting berupa text dan gambar orang dan barang hilang ke Website dan sebaliknya pula  keluarga yang merasa kehilangan seseorang dan barang mereka dapat mencari informasi tersebut melalui Website.

1.2       Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi masalah hanya pada pembuatan website informasi pencarian orang dan barang hilang. Dalam hal ini penulis tidak akan membahas aplikasi ini secara keseluruhan, melainkan hanya sebatas pada tahap perencanaan, desain halaman Web, dan fungsi-fungsinya dengan mengunakan CMS (Content Management System).

1.3       Tujuan Penulis
Membantu dan memudahkan masyarakat atau seseorang yang menemukan orang dan barang dengan memposting foto dan informasi orang dan barang hilang tersebut ke website agar keluarga atau pemilik orang dan barang yang hilang itu dapat mencari atau menemukan informasinya  melalui website.

1.4       Kelebihan
Dengan website ini, semua informasi baik dalam bentuk teks, foto, video dan suara dapat disatukan dan dimasukkan ke dalam komputer untuk diproses serta dapat ditampilkan secara interaktif dan menarik ke dalam internet. Website jujur.osclass.org ini dapat bermanfaat bagi pengunjung website khususnya bagi user yang ingin mencari orang hilang. Perancangan alur navigasi dari website ini pun cukup jelas, sehingga tujuan dari pembuatan website jujur.osclass.org ini dapat diterima oleh pengunjung website.
Pengunjung website dihadapkan dengan tampilan-tampilan sederhana dan menu-menu yang tidak rumit, sehingga pengunjung dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang jelas tentang informasi orang hilang yang ada di jujur.osclass.org. Di website ini user juga berperan sekaligus sebagai pengelola dalam mengadakan perubahan terhadap isi sebuah website. Dengan demikin, setiap user yang diberi otoritas dapat secara leluasa memperbaharui isi website setiap saat tanpa campur tangan langsung dari pihak webmaster.

1.5       Kekurangan
Sebelumnya website jujur.oclass.org ini belum memiliki fitur lokasi dimana user pemberi informasi memposting informasinya. Maka dapat ditambahkan lokasi user tersebut agar user lain yang melihat informasi tersebut dapat percaya sepenuhnya dengan isi informasi yang dipaparkan dalam informasi tersebut.
Dalam kategori menu pencarian sebelumnya hanya ada pencarian orang hilang saja, kini ditambahkan pencaarian barang hilang termasuk kendaraan dan elektronik.

3 Jenis COCOMO

3 Jenis COCOMO


COCOMO (Constructive Cost Model) merupakan algortima model estimasi biaya perangkat lunak yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Barry Boehm. Cocomo digunakan untuk memperkirakan usaha, biaya dan jadwal untuk proyek-proyek perangkat lunak.

1. Basic COCOMO digunakan untuk menghitung usaha pengembangan perangkat lunak (dan biaya) sebagai fungsi dari ukuran program yang. Ukuran Program dinyatakan dalam perkiraan ribuan baris kode sumber ( SLOC )

2. Medium COCOMO digunakan untuk menghitung usaha pengembangan perangkat lunak sebagai fungsi dari ukuran program yang dan satu set “driver biaya” yang mencakup penilaian subjektif dari produk, perangkat keras, personil dan atribut proyek. Ekstensi ini mempertimbangkan satu set empat “driver biaya”, masing-masing dengan sejumlah atribut anak.

3. Detail COCOMO digunakan untuk menggabungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian dampak cost driver di setiap langkah (analisis, desain, dll) dari proses rekayasa perangkat lunak.

Model rinci menggunakan pengganda usaha yang berbeda untuk setiap cost driver atribut. Ini Tahap pengganda upaya Sensitif masing-masing untuk menentukan jumlah usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tahap.


Sumber :
http://mawardigayo95.blogspot.co.id/2017/06/estimasi-berdasarkan-sejarah-dan-post.html

Estimasi Berdasarkan Sejarah


Estimasi Berdasarkan Sejarah


Estimasi merupakan sebuah proses pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase definisi, yaitu ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu dilakukan, karena anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah fase analisis direncanakan ulang, anda harus memeriksa estimasi dan merubah rencana pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek.

Jalan keluar dari ketergantungan pada orang dan untuk membuat estimasi lebih khusus yaitu harus mengerti tentang sejarahnya. Tulislah berapa lama masing-masing tugas dapat diselesaikan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut. sehingga dapat membandingkan tugas yang akan di estimasi dengan tugas yang sama yang dikerjakan lebih awal, setelah itu mulailah dengan melakukan estimasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjabarkan suatu proyek ke dalam beberapa tugas yang biasanya diulang dan mudah untuk dibandingkan. Untuk memprogramnya, mungkin generasi dalam bentuk formulir input, sebuah laporan, perhitungan rumus-rumus, dan lain-lain.



Sumber :
http://mawardigayo95.blogspot.co.id/2017/06/estimasi-berdasarkan-sejarah-dan-post.html

Perbedaan Uji Secara White Box dan Black Box

Perbedaan Uji Secara White Box dan Black Box

White Box : Programmer harus mengetahui isi di dalam modul dan menyediakan data pengujian, sehingga masing-masing path logical dalam program dapat dieksekusi.
Kelebihan pengujian “White Box”
1.       Kesalahan logika. Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti.
2.       Ketidaksesuaian asumsi. Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki.
3.       Kesalahan ketik. Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.
Kelemahan pengujian “White Box”
1.       Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya

Black Box : Dalam pengujian ini, programmer mengabaikan bagian dalam dari modul – data disediakan secara berurut dan dianggap seperti pemakaian sebenarnya.
Kelebihan black box testing :
2.       Spesifikasi program dapat ditentukan di awal
3.       Dapat digunakan untuk menilai konsistensi program
4.       Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi
5.       Tidak perlu melihat kode program secara detail
Kekurangan black box testing :

1.       Bila spesifikasi program yang dibuat kurang jelas dan ringkas, maka akan sulit membuat dokumentasi setepat mungkin


Sumber :
http://tkjpnup.blogspot.co.id/2013/12/black-box-testing-dan-white-box-testing.html 
http://maulanisyafit2811.blogspot.co.id/2017/06/tahapan-uji-pada-fase-pemrograman.html

Tahap Uji Pada Fase Pemrograman


Tahapan Uji Pada Fase Pemrograman


Programmer menguji modul dengan menetapkan lingkungan yang tepat, menyediakan beberapa input, membiarkan modul langsung memproses secara logik dan mendapatkan hasilnya. Beberapa input mungkin tidak sebenarnya, terutama jika modul tersebut tidak menyediakan input yang sebenarnya.

Modul seharusnya diuji dalam dua tahap, yaitu :

Tahap Pertama disebut pengujian “White Box”. Programmer harus mengetahui isi di dalam modul dan menyediakan data pengujian, sehingga masing-masing path logical dalam program dapat dieksekusi.

Tahap Kedua atau pengujian “Black Box” dapat dilakukan. Dalam pengujian ini, programmer mengabaikan bagian dalam dari modul – data disediakan secara berurut dan dianggap seperti pemakaian sebenarnya.



Sumber : 
http://tkjpnup.blogspot.co.id/2013/12/black-box-testing-dan-white-box-testing.html 
http://maulanisyafit2811.blogspot.co.id/2017/06/tahapan-uji-pada-fase-pemrograman.html